Melankolis, maybe

Dalam buku Personality Plus karya Florence Littauer, manusia dibedakan menjadi empat karakter. Sanguinis, Koleris, Melankolis, dan Plegmatis. Dari keempat karakter itu, ternyata menurut kuis yang aku ikuti tempo hari, aku termasuk dalam karakter melankolis.
Well, Manusia yang memiliki karakter ini 80% kehidupannya dikuasai oleh sensitifitas hatinya. Ia akan mengutamakan perasaan diatas segalanya. Tak heran para melankoners cenderung lebih mudah untuk “ngambek” atau sakit hati, dan ketika sesuatu tidak sesuai dengan suasana hatinya, ia akan spontan menolak dan bersikap dingin.
Ada beberapa yang menyebut karakter melankolis adalah karakter anak emas. Ya, sesuai dengan sifatnya, para melankoners menjalani hidup mengikuti suasana hati, dan jika suasana hatinya sedang baik, maka tidak ada satu karakterpun yang bisa menandingi kinerja dan kreativitas melankoners. Itu sebabnya kenapa karakter melankolis disebut sebagai karakter anak emas.
Dari ciri-ciri karakter melankolis yang ditulis dibanyak website, aku akui memang banyak sekali persamaan dengan sifat yang aku punya.
Salah satunya adalah seorang perencana, sebagaian besar hari-hariku aku awali dengan memikirkan rencana. Memang tak semua aku tulis, tapi rencana itu meggelayut dikepala, dan kadang jika rencana yang telah dibuat ternyata tak sesuai dengan kenyataan, aku marah. Meski tak kuperlihatkan, tapi benar aku marah.
Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis). Aku suka dengan seni, aku suka kerapihan, aku suka musik (meskipun tak satupun alat musik bisa kumainkan), aku suka kata-kata, dan banyak orang yang bilang kalau aku kreatif, meskipun tak banyak karya yang aku hasilkan. Entahlah, darimana mereka menilaiku kreatif.
Puas dibelakang layar, menghindari perhatian. Yups benar sekali, aku lebih senang bekerja dibalik layar, rasanya lebih puas jika meng-handle sesuatu yang lebih crucial  dan aku mudah sekali gugup, jadi lebih senang bekerja saat tidak banyak orang yang melihat.
Sifat buruknya pun hampir sama dengan yang aku punya. Hampir setiap kali aku menghadapi sebuah masalah aku bisa meliahat masalah tersebut dari berbagai sisi, dan sisi negatifnya lah yang aku catat tebal-tebal, dengan tulisan miring dan juga garis bawah jika perlu. Aku pikir jika bergerak dari sisi negatifnya, akan lebih mudah untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan, tapi sayangnya sering kali berimbas pada sikap suudzan yang tak terelakan. Astagfirullah.
Sangat mudah merasa bersalah. Sifat satu ini yang paling aku tidak suka. Aku sering merasa bersalah pada satu hal yang sebenarnya bukan aku penyebabnya. Aku akan berusaha memperbaiki sesuatu meskipun bukan ulahku. Kadang, aku merasa terlalu baik, tapi ayolah jika bukan kita siapa lagi yang mau memperbaiki.

But, in my humble opinion  aku ini bukan seorang melankoners yang sempurna. Aku merasa terdiri dari berbagai karakter. Seperti Drama Queen. Ya, aku punya beberapa sifat sangunis yang tak bisa diam apalagi jika ada salam bidang yang aku suka. Rasanya jika aku diam akan ada harga yang harus dibayar karena kehilangan kesempatan (opportunity cost), dan akan banyak bicara pada satu pembicaraan yang dikuasai atau sesuatu yang menarik perhatian. Memang pada dasarnya aku ini  selalu penasaran.
Aku juga punya sifat plegmatis, sangat suka damai dan menjauhi pertikaian. Aku senang memperhatikan sesuatu hingga kedetailnya dan bisa sangat menjadi  pemalas seperti garfield.
Satu karakter yang sangat sedikit berkontribusi dalam diriku adalah koleris. Tapi disadari atau tidak, dalam hal  mengurus suatu pekerjaan aku akan sangat-sangat koleris. Contohnya aku tidak mampu mendelegasikan sebuah pekerjaan karena rasa ketidak percayaanku pada orang lain. Rasanya tak akan beres jika pekerjaan di berikan pada orang lain, dan ini seringkali membuatku stress.
Dari hasil renungan di atas, aku berkesimpulan bahwa empat karakter itu sebenarnya saling berhubungan, dan ada pada setiap manusia dengan takaran yang berbeda. Itu sebabnya kenapa  penggolongan empat karakter itu ada
Pada akhirnya, apapun karakternya. Kita di tantang untuk selalu berbuat baik disetiap kesempatan. Fastabiqu Al-khairat. Berlomba lomba dalam kebaikan, dalam tujuan yang satu. Yaitu untuk Allah Tuhan Semesta alam.

0 comments:

Post a Comment

 

Follow My Blog

Hello Guys!

Hello Guys!

Ngobrol yuk!

Get this look :x

Follow Me on Instagram